Pengertian, Komponen dan Jenis-jenis Semiotika

Apa itu Semiotika? 

Nurhidayat.id - Haloo sobat, apakah sobat tau apa itu semiotika? Semiotika adalah suatu disiplin ilmu dan metode analisis untuk mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna yang terkandung dalam objek tersebut. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna adalah hubungan antara sesuatu objek atau ide dari sesuatu tanda.

Pengertian, Komponen dan Jenis-jenis Semiotika 

Kata semiotika diturunkan dari bahasa Inggris, yaitu semiotics. Nama lain semiotika adalah semiology. Keduanya memiliki arti yang sama, yaitu sebagai ilmu tentang tanda. Baik semiotika atau semiology berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion, yang berarti tanda. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda (Sobur, 2001).

Berikut beberapa pengertian semiotik dari beberapa sumber referensi buku:
  • Menurut A. Teeuw (dalam Danesi 2010:3), semiotika adalah model sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala sastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat mana pun juga. 
  • Menurut Zoest (dalam Pilliang, 1999:12), semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda, berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda merupakan sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua ini dapat disebut tanda.
  • Menurut Sobur (2006:15), semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda disini yaitu perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Komponen Dasar Semiotika 

Komponen dasar semiotika terdiri dari: tanda (sign), lambang (symbol), dan isyarat (nal). Ketiga masalah tersebut masuk ke dalam cakupan ilmu semiotika karena memungkinkan terjadinya komunikasi antaran subjek dan objek dalam jalur pemahaman sebagai komponen dasar semiotika. Penjelasan ketika komponen semiotika tersebut adalah sebagai berikut (Danesi, 2010:4):

a. Tanda 

Tanda merupakan bagian dari ilmu semiotika yang menandai sesuatu hal atau keadaan untuk menerangkan atau memberitahukan objek kepada subjek. Dalam hal ini tanda selalu menunjukkan pada sesuatu hal yang nyata, misalnya, benda, kejadian, tulisan, bahasa, tindakan, peristiwa, dan bentuk-bentuk tanda lainnya.

b. Lambang 

Lambang adalah sesuatu hal atau keadaan yang memimpin pemahaman si subjek kepada objek. Hubungan antara subjek dan objek terselip adanya pengertian sertaan. Suatu lambang selalu dikaitkan dengan tanda-tanda yang sudah diberi sifat-sifat kultural, situasional, dan kondisional. Lambang adalah tanda yang bermakna dinamis, khusus, subjektif, kias, dan majas. Dalam karya sastra, baik yang berupa puisi, cerita rekaan maupun drama, terdapat berbagai macam lambang, antara lain: lambang warna, lambang benda, lambang bunyi, lambang suasana, lambang nada, dan lambang visualisasi imajinatif yang ditimbulkan dari tata wajah atau tipografi.

c. Isyarat 

Isyarat adalah sesuatu hal atau keadaan yang diberikan oleh si subjek kepada objek. Dalam keadaan ini si subjek selalu berbuat sesuatu untuk memberitahukan kepada si objek yang diberi isyarat pada waktu itu juga. Jadi, isyarat selalu bersifat temporal (kewaktuan). Apabila ditangguhkan pemakaiannya, isyarat akan berubah menjadi tanda atau perlambang. Ketiganya (tanda, lambang, dan isyarat) terdapat nuansa, yakni perbedaan yang sangat kecil mengenai bahasa, warna dan sebagainya.

Jenis-Jenis Semiotika 

Menurut Hoed (dalam Sobur, 2006:15), terdapat dua jenis kajian semiotika, yaitu sebagai berikut:

a. Semiotika komunikasi 

Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantara nya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan).

b. Semiotika signifikasi 

Semiotika signifikasi menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi sebaliknya yang di utamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih di perhatikan daripada proses komunikasinya.

Sedangkan menurut Pateda (2001:29), terdapat sembilan macam semiotik yaitu sebagai berikut:
  1. Semiotik analitik, yaitu semiotik yang menganalisis sistem tanda. Semiotik berobjekan tanda dan penganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikaitkan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu. 
  2. Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Misalnya, langit yang mendung menandakan bahwa hujan tidak lama lagi akan turun, dari dahulu hingga sekarang tetap saja seperti itu. Demikian pula jika ombak memutih di tengah laut, itu menandakan bahwa laut berombak besar. Namun, dengan majunya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, telah banyak tanda yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
  3. Semiotik faunal (Zoo Semiotik), yaitu semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia. Misalnya, seekor ayam betina yang berkotek-kotek menandakan ayam itu telah bertelur atau ada sesuatu yang ia takuti. Tanda-tanda yang dihasilkan oleh hewan seperti ini, menjadi perhatian orang yang bergerak dalam bidang semiotik faunal.
  4. Semiotik kultural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah turun temurun dipertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam masyarakat yang juga merupakan sistem itu, menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakannya dengan masyarakat yang lain. 
  5. Semiotik naratif, yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folklore). Telah diketahui bahwa mitos dan cerita lisan, ada diantaranya memiliki nilai kultural tinggi. 
  6. Semiotik natural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Air sungai keruh menandakan di hulu telah turun hujan, dan daun pohon-pohonan yang menguning lalu gugur. Alam yang tidak bersahabat dengan manusia, misalnya banjir atau tanah longsor, sebenarnya memberikan tanda kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam. 
  7. Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas. Di ruang kereta api sering dijumpai tanda yang bermakna dilarang merokok. 
  8. Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. Dengan kata lain, semiotik sosial menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa. 
  9. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. 

Daftar Pustaka

  • Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  • Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna Teori Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
  • Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.
  • Piliang, Yasraf Amir. 1999. Hiper-Realitas Kebudayaan. Yogyakarta: LKIS.
  • Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber : Kajianpustaka.com

Related Posts

Subscribe Our Newsletter